Selasa, 04 November 2014

Konsep Penyutradaraan film "Tanya Satu Atap" a film by Taman Raung Films

KONSEP PENYUTRADARAAN
FILM "TANYA SATU ATAP"

Film “Tanya Satu Atap” bercerita tentang Seorang anak yang menanyakan sosok ibu namun bapaknya menyembunyikan fakta bahwa ibunya adalah orang gila.  Drama yang dibangun didalam cerita ini adalah relasi antara Anak Bernama Iwan dan Ayah Bernama Dahlan didalam kehidupan keseharian pada umumnya, namun di berikan sebuah konflik besar yang membuat relasi diantara Anak dan Ayah muncul sebuah perdebatan.

Alur yang di gunakan hanya 1 Plot namun di sisipkan plot sampingan untuk menambah dramatisasi cerita, secara bertutur film ini terdapat dua pokok permasalahanya yaitu perasaan ingin tahu yang besar Iwan untuk menanyakan keberadaan Ibunya namun disisi lain ayah Iwan yaitu Dahlan menutup-nutupi identitas Ibu Iwan.

Struktur naratif/penceritaan adalah tertutup berfungsi ini untuk membuat penonton selalu bertanya mengenai kejadian apa yang terjadi berikutnya. Penggunaan naratif tertutup ini juga berfungsi untuk menguatkan unsur daramatik dalam film tersebut.

Dalam film ini didalam ending tidak ada petunjuk apa yang akan terjadi di antara Iwan, Dahlan, dan Kinanti. Tidak ada resolusi namun konsekuensi dari resolusi tidak di tunjukan. Fokus penonton hanya di tujukan kepada adegan dan gestur yang di mainkan oleh Iwan, Dahlan, dan Kinanti. dimana penonton sendirilah yang menebak akhir ceritanya, ini digunakan untuk memberi kesan dramatis dan agar penonton juga di bekali ruang imajinasinya untuk membayangkan akhir film ini, sehingga imbas dari film ini masih terbawa meski film telah berakhir.

Film “Tanya Satu Atap” menyampaikan 3 pesan kepada penonton :
1. Anak terkadang susah dan engga mau mengerti apa maksud orang tua mereka melakukan sebuah hal untuk si anak.

2. Orang tua selalu melakukan apapun yang terbaik demi anaknya yang walaupun caranya tidak di sukai oleh anaknya.

3. Saat kita menginginkan sesuatu, kita terkadang lupa dan engga mensyukuri apa yang kita punya.

KONSEP REALIS

Pendekatan film adalah Realis, itu dikarnakan cerita didalam film ini secara penuh adalah relasi antara Anak dan Ayah, semua itu di wujudkan dari dialog dan adegan yang membuat Anak dan Ayah didalam cerita ini mempunyai kedekatan emosional yang erat diantara mereka, serta terkesan natural dan tidak dibuat-buat, sehingga penonton merasa dekat dengan kehidupan tokoh didalam film.

KONSEP DRAMATURGI

Konsep Dramaturgi disini dimaksudnya sebagai cara penyampaian filmnya. karna Film ini ber genre fiksi dengan cerita yang dibuat realis sehingga adegannya seperti kehidupan sehari-hari, serta menimbulkan kesan kepada penonton untuk masuk ke kehidupan Iwan dan Dahlan, agar antara penonton dan pemeran utama tidak ada jarak. Bersetting pada tahun 2007, struktur dramatic film Tanya Satu Atap tidak lepas dari 5 segmen dramaturgi, yaitu :

1. Eksposisi
Pada film ini, pengenalan tokoh tertuang pada scene 1-3. Yakni untuk mengenalkan tokoh Iwan, Dahlan, dan sahabat Iwan yaitu Adi, sekaligus secara langsung memasukan konflik diantara Iwan dan Dahlan.

2. Problem
Masalah pada film ini dimulai ketika Iwan tidak bisa menggambarkan sketsa wajah ibunya didalam kelas dalam pelajaran Seni Rupa, lalu Iwan di ejek serta di permalukan oleh Irfan teman sekelasnya.

3. Konflik
Konflik dalam film ini tertuang pada saat pertengkaran besar antara Iwan dan Dahlan, lalu Iwan di tampar oleh Dahlan dan setelah itu Iwan memutuskan untuk pergi dari rumah.

4. Klimaks
Dalam adegan ini diperlihatkan bahwa Iwan sungguh kangen dengan Ayahnya dengan mengingat masa lalunya yang sangat akrap dengan Dahlan, serta rasa penyesalan Iwan yang selalu mendesak Dahlan untuk menjawab pertanyana dimana ibunya.

5. Solution  ( Anti-Klimaks )
Anti Klimaksnya adalah saat Iwan pulang kerumah namun tidak di sangka Ibu Iwan yaitu Kinanti ada didalam rumah yang di hadirkan oleh Dahlan, sebagai jawaban atas semua pertanyaan Iwan tentang Ibunya.

KONSEP KONFLIK BATIN

Konflik Batin secara umum adalah perselisihan atau pertentangan antara dua kekuatan atas dua perbuatan yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lainnya sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu, serta konsep konflik batin porsinya di film ini adalah sebagai point of interes konflik yang akan di tonjolkan didalam film

Didalam artikel konflik batin yang ditulis oleh Ahmad Wahyudi, ada sebuah teori yang cocok di masukan didalam film Tanya Satu Atap yaitu :

Konflik Mendekat Menjauh (approach-avoidance conflict)
Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama timbul dua motif yang berlawanan terhadap satu objek motif yang satu positif (menyenangkan), yang lain Negatif (Merugikan, tidak menyenangkan) karena itu ada kebimbangan , apakah akan mendekati atau menjauh objek itu.

KONSEP MISE EN SCENE

Style yang digunakan dalam film ini untuk mendukung pesan yang disesuaikan dengan fungsinya. Untuk Mise En Scene ini disesuaikan dengan setting film yang di buat tahun 2007 dengan setiap property dan latar belakang ekonomi menangah kebawah (berkecukupan) yang mencerminkan karakter tokoh-tokoh di dalamnya.

TANGGA DRAMATIK


ALUR DIDALAM FILM


SKENARIO FILM "TANYA SATU ATAP"

SKENARIO
“TANYA SATU ATAP”

ESTABLISH SUASANA PAGI DI SMA IWAN

1. INT. KANTIN SEKOLAH. PAGI. HARI 1
CAST: Iwan dan Adi

Dua gelas teh hangat,yang asap tipisnya masih mengepul, menjadi teman Iwan dan Adi menyantap gorengan panas. Iwan dan Adi tampak akrab dan saling ngobrol. Beberapa anak lain juga tampak sedang jajan di kantin itu.  Ada 3 orang siswa lain yang berkumpul, salah satunya adalah seorang siswi. Mereka memandang Iwan dan Adi dengan tatapan sinis. Menyadari ini Iwan segera menegur mereka.

Iwan
(membentak)
“Heh, Apa liat-liat?!”

Adi pun ikut melihat siapa yang dilabrak Iwan. Menyadari Iwan marah, mereka pergi namun bukan dengan ekspresi takut, lebih ke menyepelekan. Tak berapa lama, bel masuk dipukul petugas. 
Adi
(mengunyah sambil bicara)
“Wan, ayok buruan! ”

Iwan
(menyeka bibir dan menyeruput teh panas)
“Yok!”

Mereka berdua segera lari menuju kelas.

2. INT. KELAS IWAN. PAGI. HARI 1
CAST: Iwan , Adi , Irfan, Bu Guru

Adi dan Iwan adalah siswa SMA. Hari itu mereka ada ulangan menggambar, guru mereka sedang keluar. Beberapa mereka mencoba mengerjakan, Adi misalnya, sedang yang lain asik sendiri. Iwan hanya malas-malasan dan membiarkan kertas gambarnya kosong. Ibu guru kembali dan terdengar suara perintah mengumpulkan ulangan dari ibu guru

Ibu Guru
“Ayo anak-anak, lima menit lagi sketsa wajah ibu kalian dikumpulkan”

Setelah itu kepanikan tampak di kelas, semua murid sibuk menyelesaikan gambarnya. Iwan hanya memperhatikan teman2nya sambil memainkan pensil. Sejenak tampak ekspresi bingung dan panik pada Iwan, tapi ia lalu menghela nafas panjang dan melempar pensilnya.  Sesaat kemudian semua kertas ulangan sudah terkumpul. Guru mengecek satu persatu kertas itu dan menemukan (CU) sebuah kertas putih bernamakan Iwan.

Bu Guru
“Iwan, kenapa ga ngerjakan?”

Iwan menjawab dengan santai sambil menyangga dagunya dan memandang ke arah lain

Iwan
“Belum pernah lihat ibu saya, Bu”

Setelah komentar itu, Irfan  yang berada didua ruas seberang kanan Iwan berkomentar lirih pada teman disebelah kirinya

Irfan
“Pantes, ibunya kan ga pernah pulang”

Iwan mendengar perkataan itu,ia menatap Irfan tajam,lalu bangkit dari duduknya. Adi yang juga mendengar itu mencoba menahan Iwan. Iwan menghampiri Irfan lalu mencengkram kerahnya. 
Iwan
(mengangkat Irfan)
“Heh! Tau apa kamu?”

Irfan
(menjawab dengan emosi)
“Semua tau, ibumu itu PSK!” 

Tanpa basa basi lagi, Iwan segera menjotos Irfan. Tak terima, Irfan membalas. Mereka mulai adu jotos di lantai kelas. Kelas mendadak riuh. Bu Guru kaget atas reaksi Iwan.
Beberapa anak laki-laki datang melerai dua orang itu, termasuk Adi yang berupaya menarik Iwan, sisanya hanya bisa menonton. 

ESTABLISH RUMAH IWAN MENJELANG SENJA

3. INT. MEJA MAKAN. MALAM. HARI 1
CAST: Iwan & Dahlan

Iwan, dengan muka lebam, dan Dahlan baru selesai makan malam. Iwan menyodorkan surat pada Dahlan dan kembali duduk dan menunduk. Dahlan menerima surat itu.
Dahlan
(sambil menerima surat)
“Kamu berantem?”

Dahlan lalu membukanya, membaca dan memandangi Iwan. Iwan diam saja, menunduk, mengelus ujung bibirnya sambil meringis kesakitan. Terlihat surat yang isinya panggilan kepada orangtua Iwan Setiawan pada pukul 9 bertempat di ruang BK. 

Dahlan
“Buat masalah apa lagi kamu di sekolah?”

Iwan masih diam.

(mengebrak meja)
“Wan, jawab! Lihat bapak!”

Iwan
(mengangkat sedikit kepalanya, melihat Dahlan)
“Ibuk mana?”

Dahlan makin heran

Dahlan
“Kenapa jadi tanya ibuk?”

Iwan
“Itu harus dateng sama ibuk”

Dahlan
(melirik Iwan, menutup surat)
“Ga perlu, biasanya juga bapak datang sendiri”

Iwan
(ngotot)
“Ga bisa, kali ini harus sama ibuk!”

Dahlan menyeruput kopi didepannya dan segera membantah Iwan.

Dahlan
“Udah! Pokoknya bapak aja!”

Melihat kengenyelan bapaknya, Iwan kesal dan menyerah.

Iwan
“Arghh, terserah!”

Iwan kesal, ia bangkit dan meninggalkan Dahlan. Dahlan santai saja dan kembali menyeruput kopinya. 

ESTABLISH DEPAN RUANG BIMBINGAN KONSELING.
4. INT. RUANG BIMBINGAN KONSELING. PAGI. HARI 2
CAST: Iwan, Dahlan, KepSek

Jam menunjukan pukul 9.10. Iwan,Dahlan dan Kepala Sekolah sudah ada di ruang BK. Iwan dan Dahlan duduk di kursi sofa panjang, Kepala sekolah duduk disamping kanan depan Dahlan. Iwan duduk diujung sofa, ada jarak diantara keduanya. Iwan masih kesal dengan Dahlan, ia cuek dengan obrolan Bapak dan KepSeknya itu.

Dahlan
(mencoba minta maaf sambil tersenyum ramah)
“Sebelumnya saya mohon maaf kalau Iwan suka buat masalah di sekolah”

Kepala Sekolah
(membaca surat laporan kasus Iwan)
“Pak Dahlan, kemarin Iwan lagi-lagi berkelahi dengan teman sekelasnya. Dia baru kelas 10, tapi kerap berkelahi. Apa dirumah juga sering berkelahi seperti ini?”

Dahlan tersenyum kecut menahan malu, Iwan melirik melihat Dahlan.

Kepala Sekolah
(menghela nafas panjanga sambil melepas kaca mata)
“Ini peringatan ke dua pak, sekali lagi Iwan berkelahi atau buat onar di sekolah, kami terpaksa mengeluarkannya”

Dahlan
(memaksa tersenyum)
“Baik Pak. Wan, dengerin!”

Iwan hanya melengos mengalihkan pandangan.

Kepala Sekolah
“Untuk hari ini, Iwan bisa belajar dirumah. Oh ya, bukannya kemarin saya suruh Iwan bilang ke Bapak, untuk datang dengan ibu? Ibunya Iwan kemana Pak?”

Dahlan terkejut, ia tersenyum dan terdiam sejenak memikirkan jawaban. Ia melihat Iwan. Iwan yang tadinya cuek mulai tertarik, ia menanti apa jawaban Dahlan. Tapi Dahlan hanya bisa salah tingkah, bingung tak bisa menjawab pertanyaan itu. Iwan memandang kecewa dengan Dahlan.

5. INT. RUANG DEPAN. SIANG. HARI 2
CAST: Iwan, Dahlan
Dahlan membuka pintu, dibelakangnya ada Iwan. Dahlan masuk dan segera menuju kamarnya, tampak sekali ia menghindari Iwan. Iwan segera mengejarnya
Iwan
(bertanya sambil mendekati Dahlan dengan cepat)
“Pak, kenapa tadi ga jawab?

Dahlan
(melirik Iwan,menjawab sambil terus berjalan)
“Jawab apa?”

Iwan
“Ibuku mana?”

Dahlan berhenti dan ekspresinya berubah. Tangannya yang telah mengenggam daun pintu, urung ia buka. Ia tetap membelakangi Iwan

Iwan
“Orang lain aja nanyain, apalagi aku, anakmu! ”

Dahlan kembali terdiam. Iwan mendekati Dahlan dan menarik bahu kirinya membuat Dahlan membalikan badan

Iwan
“Jawab Pak!”

Dahlan
(menjawab sambil menunduk mengalihkan pandangan)
“Belum saatnya kamu tau Wan”

Iwan kembali kecewa mendengar jawaban Dahlan. 

Iwan
“Kapan?
(terdiam sejenak)
Pak, aku ini anak pungut kan?”

Dahlan terkejut dengan pertanyaan Iwan. Ia kecewa dan heran mengapa anaknya bisa meragukannya

Dahlan
(mengelus dada)
“Astagfirullah Wan!Kamu itu anakku dan Kinanti! Kamu ga percaya kami bukan orangtuamu?”

Iwan menjawab cepat, tampak emosinya mulai naik

Iwan
(mengangkat kepala, menjawab tegas)
“Wajar Pak! Sejak kecil, aku ga pernah tau dimana ibuku. Tiap tanya bapak jawabnya itu-itu aja. Percaya sama hal yang belum tentu ada,itu susah pak!

Dahlan lagi-lagi terdiam.

Iwan
(ikut emosi)
“Bapak ga bisa sembunyiin ibu selamanya. Kenapa aku ga bisa ketemu ibuk?

Dahlan
(menjawab dengan membentak)
“Ini demi kebaikanmu Wan. Bapak ga mau kamu malu dan jadi seperti ibumu!”

Mendengar itu, Iwan malah heran. Raut mukanya tampak kebingungan dengan jawaban itu. 

Iwan
(mengernyitkan dahi, menatap tajam Dahlan)
“Lho, memangnya ibuk kenapa, sampai aku harus malu?”

Merasa hampir keceplosan, Dahlan kembali mati kutu. Suaranya tertahan. Keheningan terasa beberapa saat. Tak lagi mendapat jawaban, Iwan menyimpulkan sendiri

Iwan
(bertanya sambil melirik ke arah Dahlan)
“Ooo...Berarti ibuk memang PSK!”

Emosi Dahlan tak terbendung lagi. Ia sangat marah dengan dugaan Iwan kali ini.Sebuah tamparan keras mendarat ke pipi kiri Iwan. Saking kerasnya Iwan sampai mundur beberapa langkah. Iwan menatap penuh emosi pada Dahlan. Nafasnya tak bisa disembunyikan lagi sedang menahan luapan emosinya. Tanpa berkata, Iwan pergi ke kamarnya meninggalkan Dahlan yang mengatur nafas, menenangkan diri, sembari melihat (CU) tangan kanannya masih gemetar sehabis menampar Iwan. Terdengar sebuah bantingan pintu kamar Iwan. Dahlan segera mengikuti Iwan ke kamarnya.

6. INT. KAMAR IWAN. SORE. HARI 2
CAST: Iwan

Iwan masuk ke dalam kemar lalu langsung mencari ranselnya. Ia memasukan beberapa barang kedalam ranselnya. Beberapa kaos, celana dan dompet. Diluar kamar, Dahlan mendekati pintu kamarnya.

7. INSERT. INT. DEPAN PINTU KAMAR IWAN. SORE. HARI 2
CAST: Dahlan

Dahlan mendekati pintu. Ia lalu mengetok pintu kamar Iwan beberapa kali.
Dahlan
“Wan, maafin bapak Wan”

Tak ada jawaban dari dalam. Dahlan merasa sedih dan mencoba menunggu didepan kamar Iwan.

KEMBALI KE SCENE 6
Iwan mengangkat ranselnya dan bawa jaketnya. Ia pergi membuka pintu kamar.

8. INT. RUANG DEPAN.SORE. HARI 2
Cast : Iwan & Dahlan

Iwan membuka pintu. Dahlan ada didepannya dengan ekspresi menyesal. Tanpa memedulikannya, Iwan terus berjalan kearah pintu. Iwan tengah memakai sepatu sambil berdiri. Ia  memakai dengan tergesa-gesa, emosi masih tampak di raut mukanya. Dahlan menghampirinya dari belakang

Dahlan
“Mau pergi kemana kamu nak?”

Iwan hanya diam dan bersiap pergi. Ia pasang jaket dan membuka gagang pintu

Dahlan
(bertanya perlahan)
“Gimana kalau ibu tidak seperti bayanganmu?”

Iwan
(berhenti melangkah, menjawab tanpa menoleh)
“Biar aku tanggung resiko itu ”

Dahlan memandang Iwan yang membelakanginya.Tanpa menoleh kebelakang dan ucapan perpisahan, Iwan melangkah meninggalkan Dahlan yang terpaku, memandang kepergian Iwan dan lalu menunduk penuh sesal.

ESTABLISH GANTI HARI

9. INT. MEJA MAKAN. PAGI. HARI 3
CAST: Dahlan

Makan pagi, Dahlan tak tampak menikmati sarapannya kali ini. Ia sarapan sendiri dan melahap makanannya perlahan. Didepannya hanya ada bangku dan piring milik Iwan yang tertelungkup diam. Setelah beberapa suapan, Dahlan berhenti, menunduk dan meninggalkan piringnya yang makanannya belum habis itu.


10. INT. RUMAH ADI, KAMAR ADI. PAGI. HARI 3
CAST: Iwan, Adi

Iwan masih tidur diranjang Adi. Adi tengah merapikan diri dan bersiap sekolah

Adi
(mencangklong tas, dan membangunkan Iwan)
“Wan..Bangun..Aku berangkat dulu ya!”

Iwan terbangun dan menguap

Iwan
(mengusap matanya)
“Mmm..iya Di”

Iwan lalu bangkit dan duduk diujung ranjang. Ia melamun.Kejadian kemarin masih menganggunya

11. INT. KAMAR DAHLAN. SORE. HARI 3
CAST: Dahlan

Ada sebuah foto Dahlan dan Iwan Kecil di atas meja,Dahlan lalu mengambil foto itu dan dahlan memandai foto itu sambil duduk diatas ranjangnya. Ia tengah memandangi foto Iwan kecil. Ia lalu terkenang sebuah percakapannya dengan Iwan kecil

FADE IN

12. FLASHBACK. EXT. TAMAN BERMAIN. PAGI
CAST: Iwan Kecil (5tahun) & Dahlan

Iwan kecil bermain prosotan, Dahlan melihat dan menunggunya dibawah.Mereka lalu bermain gelembung sabun. Iwan tampak gembira sekali.Mereka juga bermain kejar-kejaran 

V.O Iwan Kecil
“Pak Ibu kemana sih?”

V.O Dahlan
“Ibu ada di tempat jauh, gak bisa sama-sama kita sekarang”

Cut To

13. EXT. LORI TEBU.SIANG. HARI 3
CAST: Iwan 

Iwan berjalan menyusuri rel. Didepannya ada barisan lori tebu. Iwan berjalan dengan perasaan bingung karna memikirkan Ayah-nya dan dimana Ibu-nya berada.
Fade In

14. FLASHBACK. EXT. TAMAN BERMAIN. PAGI
CAST: Iwan Kecil (5tahun) & Dahlan

Iwan kecil bermain ayunan, Dahlan mendorong Iwan kecil. Setelah bermain, Iwan kecil tampaknya mulai mengantuk. Beberapa kali ia menguap. Mereka tidur diatas tikar. Dahlan setia disampingnya mengipasinya dan mengelus rambut anaknya. Iwan semakin lelap. Dahlan memandangi Iwan kecil penuh cinta. Ia lalu ikut tidur disamping damainya Iwan kecil terlelap

V.O Iwan Kecil
“ Trus kapan ibu pulang?”

V.O Dahlan
“Nanti ibu pulang Dek”

Fade Out

15. INT. KAMAR DAHLAN. SORE. HARI 3
CAST: Dahlan 

Dahlan menaruh foto dia bersama Iwan kecil disisi kasur. Ia merasa sedih terkenang pertanyaan-pertanyaan Iwan kecil yang ia jawab seadanya. Ia lalu memandang lemarinya

Cut To

16. EXT. JEMBATAN. SORE. HARI 3
CAST: Iwan

Iwan sedang merokok dipingir jembatan. Senja mulai turun dan dibelakangnya kendaraan melaju kencang menuju rumahnya masing-masing. Iwan tampak kebingungan. Ia melihat sungai dibawahnya. Setelah membuang puntung rokok, Ia lalu berteriak sekencang-kencangnya kearah sungai karena bingung harus kemana.

Cut To

17. INT. KAMAR DAHLAN. SORE. HARI 3
CAST: Dahlan

Dahlan membuka lemari. Ia lalu mengeluarkan sebuah foto dari sela-sela tumpukan baju. Ia pandangi foto itu. Foto itu adalah Dahlan saat muda bersama seorang wanita muda yang cantik tengah bersama kedua bayinya. Wanita itu tampak bahagia sekali menggendong kedua anak yang kembar itu. Ia usap perlahan foto wanita itu Dahlan memandang penuh kasih.

Dahlan
(memandangi foto)
“Dia sudah besar”

Dahlan kemudian dahlan keluar dari kamar.

ESTABLISH WARUNG/PERGANTIAN HARI

18. EXT. WARUNG. SORE. HARI 4
CAST: Iwan, Adi & Topan

Iwan tengah merokok dan melamun sementara Adi asik menikmati mie goreng pesanannya. Melihat sahabatnya melamun, Adi mencoba mengajak ngobrol

Adi
“Trus, rencanamu apa Wan?”

Iwan
(menghembus asap rokok)
“Gak tau Di. Ntar malem aku nginep lagi ya?”

Adi
(berhenti makan, menjawab ragu)
“Hmmm, kalo aku sih gak papa Wan, tapi Ibuku itu lho, cerewet. Maaf ya Wan”

Iwan
(menghisap rokok dan menghembuskannya)
“Hmmm, ibumu ya? “

Tiba-tiba ada teman mereka, Topan, mendatangi mereka. Rokok Iwan habis, ia menyalakan lagi satu

Adi
“Eh Pan, darimana?”

Topan
(mencoba senyum)
“Beli obat buat bapak”

Iwan
(sambil terus merokok)
“Bapakmu sakit apa?”



Topan
(menjawab dengan lesu)
“Kecapekan. Badannya panas, meriang”

Adi
“Lha Ibumu kemana?”

Topan
“Ibuku jadi TKI. Sekarang cuma aku yang jaga bapakku.”

Iwan terdiam. Adi menangkap gelagat itu, ia melihat ekspresi Iwan berubah. Iwan teringat sesuatu.

Fade In

MONTAGE

19. INT. TERAS RUMAH. PAGI
CAST: Iwan & Dahlan

Iwan sedang membersihkan busi motor, ia tampak kebingungan. Dahlan lalu mendatanginya, memeriksa sebentar dan menunjukan Iwan cara membetulkan motornya. Iwan mengikuti instruksinya dan motornya bisa nyala lagi. 

20. INT. RUANG MAKAN. MALAM
CAST: Iwan & Dahlan

Iwan dan Dahlan sedang makan malam. Iwan yang tampak kelaparan segera mengambil nasi, sayur dan lauk pauk. Dahlan memandang Iwan sambi tersenyum geli sementara Iwan telah makan dengan sangat lahap. Tiba-tiba Iwan tersedak dan terbatuk batuk lalu meminum air. Dahlan tertawa dan Iwan ikut tertawa malu.  

21. INT. KAMAR IWAN. MALAM 
CAST: Iwan & Dahlan

Iwan sedang demam, wajahnya pucat. Disampingnya ada Dahlan. Baju bengkelnya belum ia lepas. Iwan beberapa kali menggigil, Dahlan segera menganti kain untuk mengkompres dahi Iwan. Dahlan lalu tertidur sambil duduk disamping Iwan

KEMBALI KE SCENE 18
 Sejenak kemudian Topan pamit

Adi
“Eh Pan, gak nongkrong dulu nih?”

Topan
(tersenyum)
“Maaf ya, aku harus cepet pulang. Bapak kasihan, sendirian. Duluan ya Di, Wan.”

Adi
“Yoi, hati-hati bro”

Topan melambai tangan sekali lalu pergi. Iwan merenung sejenak, ia memandang langit yang mulai jingga. Adi mencoba menasehati.Iwan mendengarkan.

Adi
“Wan, kadang, saat kita menginginkan sesuatu, kita lupa dan ga mensyukuri apa yang kita punya”
Iwan memikirkan kata-kata itu sejenak, lalu ia (CU) matikan rokok yang masih panjang itu. Iwan  bangkit dan beranjak pergi

Adi
(kaget melihat Iwan pergi)
“Woy Wan, kemana?”

Iwan
(menjawab tanpa menoleh)
“Pulang”
Adi tersenyum melihat sahabatnya akhirnya mau pulang.

22. INT. RUANG DEPAN. MALAM. HARI 4
CAST: Iwan
Gagang pintu bergerak turun perlahan. Suara decit pintu tua terdengar. Iwan membuka pintu itu perlahan. Ia lalu masuk dan menutup pintu kembali. Ia tak mengucap salam dan memandang sekeliling ruangan itu. Tak tampak keberadaan sosok ayahnya. Ia lalu terdiam saat mendengar suara lirih seseorang sendang bergumam tak jelas. Arahnya dari dalam. Iwan lalu bergerak masuk kedalam. 
23. INT. MEJA MAKAN. MALAM. HARI 4
CAST: Iwan, Kinanti, Dahlan

Iwan memasuki area meja makan. Langkahnya terhenti saat melihat sosok di meja makan. Sosok itu membelakanginya dan tengah duduk. Rambutnya panjang sebahu, tidak rapi dan sebagian sudah memutih. Badannya bergerak perlahan kekiri dan kekanan dan ia menggumam sebuah tembang jawa. Iwan penasaran sekali, ia perlahan bergerak memutar dari sisi kiri tempat wanita itu duduk

Kinanti
(menyanyi lirih)
“Tak lelo...lelo...lelo le dung..Anakku seng bagus rupane”

Iwan lalu berdiri didepan wanita itu. Ia bisa memandang wajahnya yang mulai keriput. Wanita itu tersenyum sambil mendendangkan tembang jawa itu. Dikedua tangannya terdapat dua buah boneka. Ditangan kanannya, boneka itu matanya terbuka dan ditangan kirinya boneka itu matanya tertutup/matanya bolong. Wanita itu menimang penuh perasaan dan tampak bahagia. Wanita itu tak mempedulikan kehadiran Iwan yang tampak bingung. Dahlan perlahan mendekati Iwan dari belakang. Tangan kirinya menyentuh bahu kanan Iwan, Iwan menoleh dengan ekspresi bingung. Dahlan lalu berkata

Dahlan
(tersenyum sembari menyerahkan Foto)
“Ini ibu”

Setelah mendapat jawaban itu, Iwan meneriman foto Ibunya. Iwan lalu menyamakan wajah wanita didepannya dengan foto Kinanti. Iwan juga memperhatikan kedua bayi yang ada di tangan itu. Iwan memandang Dahlan dan Dahlan mengisyaratkan untuk membalik foto itu. Dibalik foto itu terdapat tulisan “KINANTI , IWAN & AWIN”. Dibawah nama Iwan terdapat tanggal lahirnya, 19 Mei 1990 namun dibawah tanggal lahir Awin, yang ternyata sama dengan tanggal lahir Iwan, terdapat tanggal Wafat yaitu 25 Juli 1990. Iwan lalu menyadari hal itu

Iwan
(menoleh pada Dahlan)
“Jadi...Ibu..?”

Dahlan hanya tersenyum dengan tatapan haru dan menganggukan kepala sekali. Iwan lalu melihat lagi ibunya. Ia tampak mendekati Kinanti (Track Out)

DISSOLVE TO

24. INT. RUANG DEPAN,MEJA. SIANG
CAST: IWAN

Iwan sedang menggetok paku ke dinding, lalu Iwan mengambil sebuah bingkai foto dan kemudian di cantolkannya di dinding itu. Iwan melihat bingkai foto itu dengan wajah yang puas dan lega, lalu iwan pergi dari depan bingkai foto. Ternyata Foto itu adalah foto Iwan, Dahlan dan Kinanti. Iwan dan Dahlan mengapit Kinanti. Kinanti tampak cuek namun tersenyum ke arah boneka yang dibawanya. Iwan dan Dahlan tampak tersenyum.